Uang Blogging

AGRO KOMPUTER [ BARAT STASIUN SUMBERWADUNG ]

Selasa, 14 Februari 2012

PLANET YANG MIRIP DENGAN BUMI


- Para astronot tak hentinya mencari planet baru yang bisa dihuni manusia. Dan secercah harapan itu muncul saat sekelompok astronot menemukan sebuah planet. Dari penelitian awal, planet ini sangat berpeluang dihuni manusia. Sebab dia mirip bumi.

Dikutip dari laman Dailymail, planet yang terdeteksi lewat teleskop dari bumi itu, berbatu seperti laiknya bumi yang kita huni ini. Selain itu, dia juga mengorbit dengan 'zona hunian' dengan suhu yang cocok untuk keberadaan air di permukaan. Suhu permukaan bisa jadi mirip bumi.

"Planet baru ini kandidat terbaik yang menyediakan air, dan mungkin kehidupan," kata pemimpin penelitian ini, Guillem Anglada-Escudé.

Planet yang terdeteksi teleskop di European Southern Observatory ini memiliki bobot 4,5 kali bumi dan mengorbit pada satu bintang yang disebut GJ 667C dengan jarak 22 tahun cahaya dari bumi. Dalam konteks galaksi, dia tetangga kita.

Dikutip dari laman Telegraph, planet ini mengorbit pada bintangnya dengan periode 28,15 hari, hampir sama dengan bumi kepada matahari. Planet ini dinamai GJ 667Cc.

"Planet ini mengorbit di sistem tiga bintang. Tapi dua lainnya sangat jauh. Tapi, keduanya akan terlihat cantik di langit," kata Steven Vogt, seorang profesor astronomi. Dua bintang lainnya hanyalah bintang kerdil berwarna oranye. Ada tiga planet yang mengorbit dekat bintang ini.

Selain itu, bintang ini memiliki susunan kimia yang berbeda dengan matahari dengan kandungan elemen berberat jenis lebih besar dari helium seperti besi, karbon, dan silikon. Keberadaan planet terbaru ini, menunjukkan bahwa galaksi kita penuh dengan miliaran planet berbatu yang berpotensi untuk dihuni manusia.

"Dengan kemunculan instrumen-instrumen generasi baru, ilmuwan dimampukan untuk meneliti bintang-bintang kerdil dengan planet-planetnya dan akhirnya menemukan tanda-tanda kehidupan di sana," tambah Anglada-Escudé.

GJ 667C sudah diketahui memiliki planet besar dekatnya tapi tidak pernah dipublikasikan. Saking dekatnya dengan bintang, planet itu diduga bersuhu terlalu panas untuk keberadaan air. Studi ini baru saja dimulai untuk mencari parameter orbital planet yang disebut super Bumi ini. Dia mengorbit dengan periode 75 hari.

Tim peneliti kemudian menemukan sinyal jelas mengenai keberadaan planet baru lainnya.

Sebelumnya, Teleskop Kepler menemukan lebih dari seratus planet yang besarnya seukuran Bumi. Penemuan tersebut terjadi pada 2010 setelah Kepler memindai langit untuk menemukan keberadaan planet yang mengorbit bintang.
»»  LANJUT MAZ BRO...

Senin, 13 Februari 2012

S.P.E.E.D its time to party

»»  LANJUT MAZ BRO...

MR BEAN memasang tv

»»  LANJUT MAZ BRO...

Mr Bean roti isi

»»  LANJUT MAZ BRO...

MR BEAN

»»  LANJUT MAZ BRO...

Jumat, 10 Februari 2012

WISATA AIR TERJUN LIDER

Air Terjun Lider berada di desa Sumber Arum, kecamatan Songgon. Jika kita berangkat dari kecamatan Sempu melewati desa Jambewangi, maka hutan pinus, perkebunan kopi dan cengkeh akan menjadi pemandangan yang terdapat disepanjang jalan menuju post terakhir pemukiman “Dani”. Setelah

itu, setiap pengunjung akan melanjutkan perjalanan dengan cara jalan kaki menuju lokasi air terjun.


perjalanan yang ditempuh pun lumayan sulit dengan melewati beberapa tebing curam, menyeberangi sungai sebanyak 7 (tujuh) kali dan menembus hutan lindung yang masih benar-benar terjaga kelestariannya. Jika kita beruntung, beberapa hewan seperti kera dan burung akan dapat kita jumpai di hutan yang terkenal akan keanekaragaman flora dan faunanya ini.

Perjalanan menempuh medan sulit akan terbayar setelah tiba di lokasi terjun. Keindahan tebing laksana tumpukan kristal-kristal alam yang tertata rapi dengan air terjun utama dengan ketinggian ± 100 meter dihiasi beberapa air terjun kecil membuat tempat ini nampak begitu indah dan perkasa.

Tips Menuju Wisata Alam Air Terjun Lider :

* Dari Genteng ke arah utara menuju kecamatan Sempu sejauh 7 km.
* Dari kecamatan sempu melewati desa Jambewangi menuju desa Sumber Arum sejauh 7 km.
* Sesampai di post 1 kawasan perkebunan, mengisi daftar kunjungan lengkap dengan keperluannya.
* Pastikan kondisi kendaraan anda seluruhnya dalam keadaan baik karena medan yang dilewati sangatlah sulit dengan batu gunung lancip hampir di sepanjang jalan.
* Jika cuaca sedang hujan, sebaiknya membawa air tembakau karena saat melewati hutan lindung akan sering kita jumpai lintah (pacet) di dedaunan yang akan berusaha menghisap darah di bagian tubuh kita .
* Jika anda termasuk orang yang suka berlama-lama di suatu tempat, alangkah baiknya membawa minuman dan snack favorit karena di lokasi terjun tidak ada penjual makanan dan minuman.
»»  LANJUT MAZ BRO...

Temuan Tim Pencari Fakta Partai Keadilan Atas Pembunuhan Berdalih Dukun Santet Di Banyuwangi dan sekitarnya

Terjadinya serangkaian pembunuhan serta tindak kekerasan dengan dalih dukun santet di Banyuwangi dan meluas di 11 kabupaten di Jawa Timur yang dikenal sebagai wilayah Tapal Kuda, mendorong Dewan Pimpinan Wilayah Partai Keadilan Jawa Timur untuk membentuk Tim Pencari Fakta Independen.

Tim ini bertujuan mengumpulkan fakta dan data tentang rangkaian pembunuhan serta tindak kekerasan, yang belakangan ini meresahkan masyarakat, serta menimbulkan berbagai macam isu yang seringkali justru memperkeruh suasana.

Tim mulai bertugas sejak tanggal 10 Oktober 1998 sampai sekarang, dengan menyusuri kabupaten Banyuwangi, Jember, Probolinggo, Malang, Bangil, dan beberapa kabupaten lainnya. Tim Pencari Fakta Independen ini terdiri dari empat sub tim, yang bekerja di wilayah yang berbeda-beda, dan selalu melakukan koordinasi satu sama lain untuk mencari titik-titik persamaan dalam kasus-kasus yang terjadi.


Hasil Temuan:

Selama tujuh hari melakukan investigasi di lapangan, TPFI menemukan fakta-fakta sebagai berikut:

1. Jumlah korban (s.d. 12 Oktober 1998) di Banyuwangi berdasarkan data dari Kantor Urusan Agama setempat mencapai 114 orang.

2. Para korban umumnya bukan dukun santet sebagaimana yang dituduhkan. Sebagian besar dari mereka bekerja sebagai petani, dan guru ngaji di kampung setempat.

3. Para korban juga tidak hanya warga Nahdhatul Ulama, tapi juga meliputi warga Muhammadiyah, seperti Tamim, dan Imam Ashadi, pengurus Muhammadiyah, Genteng, Banyuwangi; aktifis Dewan Da'wah Islamiyah, seperti K.H. Muzammil, Panti, Jember; bahkan beberapa pengurus partai politik, seperti Mohammad Habib Ihsan (DPD Partai Keadilan Jember), Subroto (DPD Partai Keadilan Banyuwangi), Nurcholis (DPD Partai Keadilan Malang); K.H. Nur Rahman Lc. (DPD PKB Probolinggo); K.H. Lutfhi (DPD PAN Jember); LDII ( Islam Jama'ah, perumnas Patrang Jember).

4. Penyerangan atau teror selalu didahului oleh pemadaman listrik di desa tempat sasaran. Selain itu, semua tempat yang menjadi sasaran selalu diberi tanda panah berwarna merah dan kuning serta tulisan seperti 'Lurus', dan 'Jalan Terus'. Tidak pernah diketemukan penyerangan di lokasi yang tidak diberi tanda.

5. Para tersangka pelaku yang berada di tahanan polisi atau di ruang isolasi rumah sakit menunjukkan ciri dan karakter yang berbeda dengan para tersangka pelaku yang dibekuk masyarakat. Para tersangka yang ditahan umumnya menunjukkan gejala kurang waras, serta tidak memiliki postur tubuh yang memungkinkan untuk melakukan teror atau pembunuhan. Padahal, para tersangka yang diketemukan atau diamati oleh para penduduk, umumnya gesit, tangkas, berpostur atletis, dan cekatan dalam membunuh atau meneror.

6. Suasana di desa maupun kota di Banyuwangi dan Jember terasa sangat mencekam, karena masyarakat memberlakukan pengamanan yang sangat ketat, dan mencurigai setiap kendaraan yang tidak dikenal. Akibatnya, arus lalu lintas serta perekonomian di wilayah ini nyaris lumpuh, sehingga mengganggu kehidupan masyarakat setempat.

7. Hampir tidak diketemukan aparat keamanan yang ikut berjaga bersama rakyat. Umumnya aparat kepolisian maupun koramil, hanya berada di pos-pos penjagaan, dengan rentang jarak yang jauh.


Kesimpulan

Dari hasil temuan di atas, kami berkesimpulan:

1. Penyerangan dan teror ini dilakukan secara terencana dan terorganisasi baik, dengan melibatkan banyak pihak yang dikoordinasikan dengan rapi. Sebab:
* Aksi teror selalu didahului oleh pemadaman listrik menyeluruh di desa yang menjadi sasaran. Selama ini, tindak kriminal yang dilakukan penjahat profesional sekalipun tidak pernah didahului oleh pemadaman seperti ini, karena membutuhkan akses pada fasilitas pelayanan listrik.
* Sasaran selalu diberi tanda khusus, dan beberapa saksi mata mengaku melihat tanda-tanda ini dibuat oleh oknum berseragam sipil, dengan alasan antara lain hendak membangun jalan, padahal tidak diperlukan pembangunan jalan di wilayah itu.
* Saat masyarakat berhasil membekuk tersangka pelaku penyerangan, umumnya polisi datang dalam waktu kurang dari lima menit, padahal tidak satupun warga yang melapor. Selama ini, di wilayah tersebut, jika terjadi peristiwa kriminal, atau kecelakaan, polisi biasanya datang dalam waktu paling cepat 30 menit setelah laporan warga, karena jauhnya jarak pos jaga polisi. Selain itu, polisi selalu datang saat warga sudah berhasil membekuk tersangka pelaku, bukan pada saat kejadian penyerangan, meskipun sebelum penyerangan selalu terjadi pemadaman lampu secara menyeluruh.
* Tersangka yang dibekuk warga ternyata berbeda dengan tersangka yang diperlihatkan oleh polisi pada Tim, baik dalam ciri-ciri fisik, maupun kondisi mental, serta ciri-ciri lainnya.
* Pola penyerangan menunjukkan pelakunya memiliki pemahaman teritorial yang baik, sebab mereka datang secara tiba-tiba dan mampu melepaskan diri dari kejaran penduduk dengan cepat. Selain itu, para pelaku mengenali korbannya dengan baik, sehingga tidak pernah terjadi salah sasaran.

2. Para korban ternyata tidak hanya warga Nahdhatul Ulama, tetapi juga warga Muhammadiyah, serta pengurus Masjid setempat, dan belakangan umumnya adalah warga yang aktif melakukan kegiatan politik, dan bahkan beberapa di antara para korban adalah pengurus partai politik yang bercirikan Islam, seperti Partai Keadilan, Partai Kebangkitan Bangsa serta Partai Amanat Nasional.

3. Ada indikasi penyerangan ini mengarah pada teror politik yang meluas ke 11 kabupaten di Jawa Timur yang dikenal sebagai wilayah Tapal Kuda. Dan Kecenderungan semakin meluas sampai Sabtu malam 17 Oktober 1998 meluas ke Malang, Lamongan, Gresik, Tuban. Ada perubahan pola penyerangan mulai bulan Agustus sampai Oktober 1998 berikut:

Tahapan


Pelaku


Korban


Tindak Kejahatan

Pertama


Warga setempat


Dikenal sebagai Tukang Tenung


Pembunuhan

Kedua


Warga setempat, namun didahului oleh provokasi dari orang luar


Dituduh sebagai Tukang Tenung


Pembunuhan

Ketiga


Kelompok terorganisasi yang bukan warga setempat


Selain yang dituduh Tukang Tenung, juga Dukun Santet pemuka agama


Pembunuhan yang disertai teror

Keempat


Kelompok terorganisasi yang bukan warga setempat


Para pemuka agama, serta aktifis politik


Teror dengan penyerangan yang melukai korban, namun tidak sampai tewas

Sumber:

1. Nara Sumber:
* Drs. Abdul Aziz Basaruddin (Anggota DPRD FPP Banyuwangi)
* K.H Toha Muntaha (Pimpinan Pondok Pesantren Glenmor Banyuwangi)
* K.H Luthfi (Pimpinan Pondok Pesantren Al Hasan, Jenggawah Jember)
* K.H Kahar Muzakki dan Muzammil (Pimpinan Pondok Pesantren Panti Jember)
* K.H Mu'thi (Pimpinan Pondok Pesantren, Tanwirul Hijaa, Bangil Pasuruan)
* H.M Faisholi Harun (Ketua Yayasan Kebudayaan Banyuwangi)
* K.H Romli (Pimpinan Pondok Pesantren Roudlotul Hasaniyah, Jrebeng Lor, Probolinggo)
* K.H Syamsuri (Pimpinan Pondok Pesantren, di Jrebeng Lor, Probolinggo)
* H.A. Hudhori (Anggota FPP DPRD I Jawa Timur)
* Arif Umar S. Ag (Pengurus PCNU Probolinggo)
* Drs. Syuhada (pegawai Depag Kabupaten Probolinggo)
* Abbas Bawazier (Petugas ronda kampung arab Banyuwangi)
* Nurrahman (Penduduk kampung arab Banyuwangi)
* KH. Muhyiddin (Pimpinan Pondok pesantren Nurul Islam, Antirogo Jember)
* KH Mudzaffar (Desa klungkung Jember)

2. Saksi Korban:
* Rahmad, 19 th (Dusun Pakis, Banyuwangi, ditemui di rumah sakit Blambangan, Banyuwangi)
* Tamim, 60 th (Genteng Banyuwangi)
* Tauhid, 50 th dan Sapawi, 60 th (korban yang sedang menyembunyikan diri)
* Nurcholis, 40 th (Dosen Universitas Brawijaya)
* Subroto, 45 th (Kepala SMP Al Irsyad, Banyuwangi )
* Wakijo, 35 th (tukang Becak, Kampung Arab Banyuwangi)
* M. Habib Ichsan, 50 th (Dosen Universitas Muhammadiyah Jember)

3. Saksi Mata:
* Aman Nurudin, 27 th (Pegawai RS Fatimah Banyuwangi)
* Al Khoiru, 29 th (PNS PBB Banyuwangi)
* Imam Asyhadi, 50 th (SMEA Muhammadiyah I Banyuwangi)

4. Dokumen:
* Telegram Ancaman (Pada Mahmud Khoirawan)
* Daftar Korban dari Kantor Urusan Agama Banyuwangi
»»  LANJUT MAZ BRO...

Arsip Blog